Friday, August 26, 2016

Hati-hati Penipuan Lowongan Pekerjaan


Lowongan Perkerjaan

Hati-hati penipuan!!!!... Saya ingin membagikan yang saya alami ketika melamar sebuah lowongan pekerjaan yang dipostingkan lewat internet. Memang tidak semua situs itu bermasalah, tapi seyogyanya kita waspada sebelum melamar pekerjaan. Diharapkan ketika membaca tulisan ini,  teman-teman semua dapat lebih berhati-hati dalam memilih lowongan perkerjaan.

Kejadian ini saya alami ketika saya  membuka situs lowongan pekerjaan. Pada situs tersebut tercantum nama sebuah perusahaan yang saya kira banefit dan menawarkan banyak lowongan pekerjaan. Saya buka website tersebut. Salah satu lowongan tersebut membuat saya tertarik untuk melamar posisi pekerjaan yang ditawarkan.

Pada awalnya untuk memastikan, saya coba cek situsnya dan gambar-gambar perusahaan tersebut. Saat itu juga, saya yakin dari keterangan di situs dan gambar yang muncul bahwa perusahaan tersebut memang ada dan sepertinya perusahaan yang menjanjikan. Kemudian saya coba untuk melamar lewat email yang saya rasa memang email perusahaan.  Dan ternyata satu hari kemudian dikonfirmasi oleh pihak HDR dari perusahaan yang bersangkutan. Saya mendapatkan email bahwa saya lolos seleksi administrasi berkas-berkas. Surat tersebut lengkap dengan scantanda tangan bermaterai dan seluruh penjelasan prosedur dengan SOP, daftar peserta dan segala macam isi yang mampu meyakinkan saya bahwa itu adalah benar. Seleksi dilakukan selama 2 hari, dengan transportasi, penginapan, makan ditanggung oleh perusahaan, dengan catatan sistem penggantian.  Seketika itu juga, pikiran saya yang pertama kali melamar pekerjaan dan langsung dikonfirmasi oleh perusahaan yang bersangkutan, merasa senang sekali dan saya berpikir tidak apalah dicoba untuk pengalaman, toh katanya seluruh biaya akan diganti. 

Dari email balasan tersebut diinformasikan untuk segera konfirmasi dihari itu juga. Kemudian saya hubungi pihak HRD yang dicantumkan dalam situs perusahaan tersebut. Dengan santun dan halusnya oknum tersebut menjelaskan sistematikanya dan meyakinkan dengan prosedur yang harus dilakukan. Saya yang dengan penuh harapan ingin mendapatkan pekerjaan yang saya inginkan dan ingin mencari pengalaman, dengan segera  mengkonfirmasi prosedur tersebut untuk bersedia hadir pada tahap seleksi yang dilakukan perusahaan tersebut. Tes tersebut dilakukan di Jakarta dan untuk memperlancar proses tersebut kemudian di arahkan ke pihak travel. Dari oknum HRD tersebut menginstruksikan untuk segera mengurus reservasi tiket, tetapi untuk pembayaran dilakukan setelah menerima kode reservasi (meyakinkan). Dan entah kenapa setelah saya mendengar apa yang dikatakan oleh beliau tersebut, saya menuruti apa yang diinstruksikan dan tidak bisa berpikir panjang. Seolah seperti anak kecil yang patuh pada apa yang diinstruksikan.

Kemudian saya hubungi travel tersebut.  Dari pihak yang mengaku travel tersebut kemudian mengarahkan mau booking yang jam berapa? Mau yang harga berapa? Kemudian dikalkulasi, ditambah pula dengan biaya penginapan dan makan. Akhirnya setelah dihitung didapat sebuah nominal rupiah. Dari travel tersebut mengkonfirmasi untuk segera dilakukan pembayaran, pembayaran dilakukan maksimal 1 jam karena harga tiket dapat berubah (sama seperti informasi yang diberikan pada layanan pemesanan tiket lainnya). Dan dengan polosnya, saya melakukan apa yang diinstruksikan. Sambil melakukan transaksi tersebut kedua oknum tersebut memang sepertinya sudah bekerjasama. “Jika sudah melakukan pembayaran segera hubungi bapak ya, karena akan segera dipertanggungjawabkan perusahaan, nanti jangan lupa struknya disimpan untuk sistem penggantian” kata sang HRD. Dari pihak travel juga meyakinkan untuk menyimpan struk transaksi untuk disimpan karena perusahaan tersebut melakukan sistem penggantian.

Sebelum keberangkatan dari HRD yang bersangkutan berlagak seperti memantau, bahkan untuk mengingatkan “dijaga kesehatannya ya dek”, “persiapkan dokumen-dokumennya agar tidak bermasalah ketika sampai di Jakarta”, “pastikan 1-2 jam sebelum penerbangan sudah tiba di bandara”. Hal tersebut membuat saya yakin kalau memang perusahaan tersebut sepertinya serius dan memerlukan banyak karyawan. Dalam pikiran saya terbersit seperti itu. 

Tibalah pada hari keberangkatan. Saya berkomunikasi dengan kedua oknum tersebut, memastikan teknisnya ketika sampai di Jakarta seperti apa agar tidak bingung. Dari travel tersebut meyakinkan ketika sampai, jemputan sudah standby , akan diantar dan kalau ada apa-apa hubungi ke nomor yang bersangkutan.
Akhirnya kemudian saya berangkat. Tibalah di bandara. Ketika saya menukarkan kode dengan print out tiket, ternyata dari pihak petugasnya dengan muka yang heran, bingung, curiga menginformasikan bahwa memang benar dibooking tetapi belum dibayar, dan ketika dicek, pemesanan dilakukan pihak perorangan, bukan pihak travel. Dari petugas kemudian bertanya "pesan dari mana?" dan menanyakan beberapa hal. Kemudian dihimbau coba konfirmasi lagi ke oknum tersebut, jika nanti disuruh ke atm jangan dilanjutkan saja karena itu dipastikan adalah penipuan. Sayapun akhirnya terkejut dengan keterangan tersebut karena memang mengarahkan kepenipuan, namun entah kenapa pikiran saya masih positif. Kemudian saya hubungi bagian oknum travel dan HRD tadi. Katanya “mohon maaf karena ini travel juga manusia ya, belum diaktivasi”. Dari pembicaraan tersebut pihak travel tersebut juga menginstuksikan jangan ngomong dulu ke pihak petugas, karena bisa-bisa travel beliau tersebut akan dapat sanksi (untung saja saya sudah ngomong dan diberitahu oleh petugas). Dari HRD pun menjawab memang sering terjadi kejadian seperti itu, belum aktivasi. 

Aktivasi??? , sayapun bertanya-tanya. Setahu saya dan saya juga bertanya ke orang-orang maupun petugas, biasanya kalau travel ya memang sudah diurus semua, dimana-mana kalau benar-benar travel langsung dibayar oleh pihak travel dan sebagai pengguna layanan tinggal berangkat aja dan dipastikan bahwa tiket yang sudah ada ditangan. Saya coba pastikan dan mengecek apakah benar atau tidak. Dan ternyata benar hal janggal pun terjadi, oknum travel menyuruh untuk pergi ke atm untuk dipandu melakukan “aktivasi”. Untunglah saya tak punya atm. Dari oknum travel menginstuksikan untuk meminta tolong saudara atau keluarga yang punya atm. Dengan kondisi antara percaya dan tidak percaya, dan dalam pikiran saya masih bertanya-tanya, akhirnya saya telpon saudara saya untuk membantu. Akhirnya saudara saya juga panik, kenapa seperti itu??. Dalam keaadaan tersebut saya terus berkomunikasi dengan saudara maupun pihak travel. Untunglah saudara saya bertemu dengan orang yang lebih berpengalaman dan memberi tahu bahwa itu adalah penipuan. Orang tersebut kemudian menyuruh saudara saya untuk memberitahu kepada saya, untuk mencari air mineral dan segera diminum, kemudian segera pulang.

Kemudian saya terus berkomunikasi dengan saudara saya dan mulai berpikir panjang. Dalam keadaan tersebut, saudara saya juga masih bertanya-tanya dan untuk memastikan saja, saudara saya tetap mencoba ke atm, dan untunglah saudara saya bertemu dengan satpam. Di situ dia bercerita dengan satpam yang jaga di atm dan ternyata satpam tersebut memang sudah curiga. Akhirnya saudara saya meminta satpam untuk  membantu di ATM dan memastikan kebenarannya. Ketika di dalam ATM, oknum travel tersebut memang mengarahkan, tetapi mengetahui adanya satpam disitu, oknum tersebut marah-marah dan mematikan telpon. Untunglah langkah tersebut benar, satpam tersebut kemudian menjelaskan bahwa modus seperti itu adalah penipuan. Kejadian tersebut sering terjadi. Nantinya korban akan ditanyai saldo berapa, disuruh untuk mengirim sejumlah transaksi dan akhirnya baru membeli tiket lagi, tetapi dengan uang di atm tersebut, bukan dengan uang yang dikirim sebelumnya. Dalam artian membeli lagi sendiri.

Kemudian saudara saya menghubungi saya lagi , dan saya rasa benar ini adalah penipuan. Selanjutnya saya hubungi pihak travel, oknum tersebut menerangkan bahwa saudara saya itu tidak sopan, marah-marah dan lain sebagainya, akhirnya menyuruh saya untuk mencari keluarga yang punya atm lainnya. Dan dengan modus halusnya lagi oknum tersebut memberikan kode bookingyang baru lagi, namun setelah saya coba cek lagi, sama hanya dibooking saja dengan pemesanan personal bukan travel. Diduga kedua oknum ini memang sudah berkerja sama. Saya coba telpon oknum HRD tersebut meminta kejelasan dan tanggungjawabnya, tetapi disuruh mencoba menghubungi travel lagi, dan menghubungi lagi jika sudah diselesaikan urusannya. Ketika saya mencoba menghubungi lagi, HRD tersebut dengan gaya halusnya mencoba menerangkan, menceritakan kejadian yang ada di travel dengan versinya, yang tentunya berbeda dengan kejadian aslinya. Ketika saya menelponpun kedua beliau tersebut sempat mematikan telpon dari saya.

Pada intinya pihak travel tersinggung dan tidak mau berurusan dengan saudara saya karena saudara saya bersikap tidak sopan dan menuduh mau menipu (pada kenyataannya memang nipu). Padahal jelas saudara saya tidak berkata kasar sama sekali, tetapi dari travel mengkonfirmasi bahwa saudara saya tidak sopan. Saya tahu sekali kalau saudara saya tidak seperti itu. 

Saya pun sudah jengkel dan akhirnya saya putuskan untuk pulang saja. Saudara saya juga menyuruh untuk pulang saja. Di perjalanan pulang, pihak HRD tersebut saya telpon kembali minta kejelasan, dengan saya meminta batuan ke orang untuk menjelaskan maunya seperti apa, tetapi dengan jurus berkelit oknum tersebut menjawab setiap pertanyaan dari orang yang menolong saya. Dan karena sudah jengkel, saya dengerin aja setiap kata yang dilontarkan oleh beliau tersebut. Karena saya pikir, nanti saja ketika sudah bertemu dengan saudara dan keluarga akan ditindak lebih lanjut. Dan ketika akan ditindak lebih lanjut kedua nomor tersebut sudah tidak aktif lagi dan satu hari kemudian (kemaren sore tepatnya (8/10/2015)) sms kiriman saya terkirim. Diduga nomor diaktifkan lagi. 

Ketika diruntut kembali dari kedua oknum ini ternyata memang lihai. Memberikan keterangan yang berbeda kepada saya dan saudara saya. Yah saya pikir ini menjadi suatu pembelajaran.   Dan saya sebutkan sumber lowongan pekerjaan tersebut mengatas namakan PT Malindo Jaya Lestari. Dengan situsnya adalah www.malindojayalestari.com. Dengan HRD bernama Rudi Adiansyah, SP dengan nomor tertera pada website dengan travel mengatas namakan PT. Expess Travel dan yang mengurus travel tersebut atas nama Qusnandar. Kemudan pada akhirnya ketika dicek ulang alamat perusahaannya ternyata adalah abal-abal. Dari daftar PT yang beralamat di lokasi tersebut, tidak  tercantum nama perusahaan tersebut di dalam daftar. Katanya kantor pusat beralamat di Wisma Bakrie 2, 16th floor. Jalan H.R. Rasuna Said Kav B-2 Jakarta.

Jika kedua orang tersebut membaca tulisan ini, semoga uangnya berkah ya Pak.. katanya meyakinkan “ngapain mau nipu karena uang hanya segitu, kalo mau nipu tinggal duduk di rumah minta rekening dan pinnya kan bisa”, tapi kenyataannya jelas-jelas Bapak menipu. Segitu sih bagi Bapak, itu baru 1 orang, kalau banyak korbannya jadi berapa??
Tuhan selalu melihat apa yang dilakukan di dunia ini

Ketika saya membuka artikel-artikel di internet, ternyata memang benar, banyak modus penipuan lowongan pekerjaan yang terjadi, bahkan banyak sekali PT siluman yang disebutkan. Jadi berhati-hatilah teman-teman ketika melamar pekerjaan, lebih teliti, sebelum melamar pekerjaan pastikan kebenaran adanya perusahaan penyedia lowongan pekerjaan, cek dulu kejelasan perusahaan beserta alamatnya dan setelah melamar jangan sampai gegabah ketika menerima panggilaninterview. Semoga pengalaman ini berguna bagi pada pembaca untuk lebih berhati-hati dan tetap waspada, jangan  mudah percaya dengan orang yang belum tentu kita kenal.

Direkomendasikan pula, ketika mencari pekerjaan untuk terlebih dahulu bertanya kepada orang yang pernah atau sedang bekerja di perusahaan yang akan kita tuju (jika ada), agar menjamin kebenaran dari informasi lowongan perkerjaan yang ditawarkan.

 Jangan sampai  terjadi kembali seperti yang saya alami.
 Tuhan memberkati.

2 comments:

Sponsor